Hosted on Photoserver.ws

Related Websites

RECENT POST

Protected by Copyscape Online Copyright Protection Software
Tampilkan postingan dengan label Indonesian Movie. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Indonesian Movie. Tampilkan semua postingan

28 Agustus 2012

'TANAH SURGA...KATANYA', Hidup Diantara Kebanggan dan Kepedihan



Pemain: Fuad Idris, Osa Aji Santoso, Tissa Biani Azzahra, Astri Nurdin,


Dari Empat film lebaran yang dirilis, Tanah Surga...Katanya adalah satu film yang mengambil tema nasionalisme. Menyambut kemerdekaan Republik ini yang ke-67, film produksi Citra Sinema menyoroti kehidupan masyarakat di perbatasan Indonesia dan Malaysia di Kalimantan.

Kisah Tanah Surga...Katanya bermula saat Hasyim (Fuad Idris) yang merupakan seorang mantan sukarelawan Konfrontasi Indonesia Malaysia tahun 1965 hidup penuh dengan kebanggaan pada Merah Putih. Bersama dua cucunya Salman (Osa Aji Santoso) dan Salina (Tissa Biani Azzahra), hidup dalam ketimpangan ekonomi antara daerah dan pusat.

Drama bermula saat Haris (Enece Bagus) yang menjadi satu-satu anak Hasyim mengajak bapaknya itu dan kedua anak nya ke Malaysia. Karena di negeri Jiran itu, kehidupan Haris sudah mapan dan memiliki sebuah kedai makanan. Namun Hasyim menolak karena kecintaannya pada Sang Pertiwi.

Hasyim pun tetap pada pendiriannya untuk tinggal di Indonesia, bersama cucunya Salman, Hasyim menceritakan bagaimana kegagahan dirinya saat berjuang demi bangsa tercintanya. Sementara Salina, mengikuti sang Ayah ke Malaysia.

Kisah Tanah Surga...Katanya benar-benar memberikan gambaran bagaimana ketimpangan pembangunan terlihat di pelosok Kalimantan. Tidak hanya dengan pusat (Jakarta-Red) dengan daerah di perbatasan Malaysia pun, jurang perbedaan ekonomi jelas terlihat.

Penggambaran itu bisa dilihat saat Astuti (Astri Nurdin) yang mengajar sebagai guru di satu-satunya sekolah di desa yang tidak layak dan jalanan yang sangat rusak. Untuk belajar pun, satu ruangan dibelah menjadi dua bagian. Sementara di Malaysia hal itu digambarkan dengan jalan yang beraspal. Melihat adegan ini sangatlah miris, jika melihat apa yang ada dan tersedia di Jakarta. 

Namun tidak hanya ketimpangan ekonomi saja yang disampaikan film ini, sesuai tema film, rasa nasionalisme kita akan diguncang saat melihat kain berwarna Merah dan Putih hanya dijadikan alas jualan oleh pedagang. Dan bagaimana perjuangan Salman yang akhirnya bisa mendapatkan kain tersebut. Tidak hanya itu, masih banyak penggambaran yang dipastikan akan memancing emosi Anda.

Tema lagu 'Kolam Susu' oleh Koes Plus yang dijadikan sebagai original soundtrack film, seolah-olah seperti menyindir apa yang terjadi di perbatasan. Film hasil garapan Herwin Novianto itu dipastikan akan menguras rasa nasionalisme Anda, dan mengetahui betapa sulitnya kehidupan masyarakat dan saudara-saudara kita di pelosok dan perbatasan.

Kisah Tanah Surga...Katanya mulai meramaikan layar bioskop pada 15 Agustus 2012.





Read More..

'CINTA SUCI ZAHRANA', Motivasi Wanita Berprestasi Mencari Cinta Sejati



Pemain: Meyda Sefira, Amaroso Katamsi, Rahman Yacob, El Manik, Kholidi Asadil Alam,


Dewi Zahrana (Meyda Sefira) atau akrab dipanggil Rana, adalah seorang perempuan sekaligus dosen berprestasi di Universitas Mangunkarsa, Semarang yang megajarkan ilmu arsirektur. Namun semua jerih payah dan prestasi membanggakan Zahrana sedikitpun tidak membuat kedua orang tuanya bangga, terutama ayahnya yang bernama Munajat (Amaroso Katamsi). 

Pak Munajat berpesan kalau ia tidak lagi membutuhkan sederetan piagam penghargaan internasional dari anak semata wayangnya tersebut, melainkan melihat Zahrana bersanding di pelaminan dan dapat segera menimang cucu. Zahrana yang sudah menginjak usia 34 tahun kemudian menghadapi masalah pelik, ketika seorang lelaki setengah baya bernama H. Sukarman, M.Sc. (Rahman Yacob) dekan Fakultas Teknik dan Arsitektur Universitas Mangunkarsa datang untuk menyuntingnya. Lantaran pak Karman berstatus duda, genit dan suka main perempuan, Rana akhirnya terpaksa menolak lamaran tersebut.

Penolakan yang dilakukan oleh Rana ternyata berbuntut panjang dan membuat pak Karman murka terhadapnya. Rana diancam akan dipecat sebagai dosen di Universitas Mangunkarsa, jika dirinya tetap tidak mau menerima lamaran pak Karman. Namun Zahrana tetap tegas bersikap, meskipun ia sudah dianggap sebagai perawan tua, bukan berarti dia bisa asal untuk menikah. Sampai suatu hari, teman Zahrana yang bernama Lina (Faradina) mengajaknya untuk meminta bantuan pada Kyai Amir Shadiq (El Manik) untuk dicarikan jodoh yang shalih. Darisanalah Zahrana akhirnya bertemu dengan pemuda penjual kerupuk bernama Rahmad (Kholidi Asadil Alam). Walaupun latar belakang pendidikannya jauh lebih rendah, namun Rana ikhlas menerimanya. Tetapi saat akad nikah sudah di depan mata, Rahmad meninggal secara tragis disusul dengan kematian sang ayah.

Setelah sukses merilis Ketika Cinta Bertasbih 2 (2009) dan Dalam Mihrab Cinta (2010), rumah produksi Sinemart kini kembali merilis film religi terbarunya yang juga hasil adaptasi novel laris karya Habiburrahman El Shirazy berjudul Cinta Suci Zahrana. Seperti pada umumnya, film religi dikenal memiliki banyak kandungan dakwah atau pesan positif yang terkandung didalamnya. Namun kali ini, Cinta Suci Zahrana menawarkan kisah inspiratif mengenai seorang wanita yang berprestasi secara akademik dan karir, tapi kurang beruntung dalam hal mencari jodoh.

Tak dipungkiri, hal seperti itu banyak terjadi di keseharian kita dan pada akhirnya memunculkan sindiran yang tidak enak didengar seperti status 'perawan tua'. Namun di sisi lain, film ini seakan mencoba untuk mengembalikan nilai-nilai luhur yang dianggap telah sirna dikehidupan modern ini dimana penilaian seseorang akan lebih baik diukur dari sisi rohaninya ketimbang materi.

Walau termasuk film bergenre drama religi, bukan berarti cerita dari Cinta Suci Zahrana akan penuh dengan kisah-kisah yang berdurai air mata. Unsur komedi yang segar di film ini juga cukup banyak ditampilkan melalui perilaku sederhana dan keluguan orang-orang di pedesaan sekitar rumah Zahrana. Hal itu sepertinya dilakukan untuk memainkan emosi penonton agar lebih berfariasi dan tidak datar sebatas drama melankolis. Racikan ini sepertinya berhasil membawa nuansa baru yang segar untuk film religi, karena inti pesan di layar lebar tersebut masih tetap bisa diterima dengan sangat baik dan tidak membuat rancu.

Secara keseluruhan, kisah dari Cinta Suci Zahrana sangatlah inspiratif dan relevan dengan kehidupan kita sehari-hari. Film tersebut juga sukses menyampaikan pesan tentang pentingnya peran keluarga dan teman serta tidak mengenal putus asa dalam menghadapi ujian Tuhan. 'Motivasi' mungkin menjadi salah satu kata yang tepat untuk menggambarkan inti dari film garapan sutradara H. Chaerul Umam kali ini.

Siapakah yang nantinya menjadi jodoh Zahrana? jawabnya hanya bisa disaksikan dengan menonton film Cinta Suci Zahrana yang dijadwalkan rilis di bioskop pada tanggal 15 Agustus 2012.





Read More..

'PERAHU KERTAS', Pasang Surut Kisah Asmara



Pemain: Maudy Ayunda, Adipati Dolken, Dion Wiyoko, Sylvia Fully R, Fauzan Smith, Kimberly Ryder,


Mengangkat kisah novel ke dalam layar lebar memang selalu menjadi tantangan tersendiri bagi para pembuatnya. Apalagi novel tersebut sudah kuat dan memiliki basic pembaca yang setia. Hal inilah yang terjadi saat karya Dewi Lestari 'Perahu Kertas' dijadikan medium audio visual di layar lebar oleh Hanung Bramantyo.

Perahu Kertas adalah karya keempatnya yang diangkat dari sebuah novel, sadar dengan pro kontra yang akan datang, Hanung berusaha memberikan yang terbaik dalam Perahu Kertas. Karena novel dan film adalah dua medium yang berbeda, pasti selalu ada pendapat berbeda ketika sebuah karya film yang diangkat dari sebuah novel dibawa kelayar lebar. 

Perahu Kertas bercerita tentang hubungan antara Kugy (Maudy Ayunda) dan Keenan (Adipati Dolken). Kisah dimulai saat Kugy yang telah memiliki pacar bernama Joshua (Dion Wiyoko) memulai kehidupan kampusnya di Bandung. Kugy yang dibantu sahabatnya sejak kecil, Noni (Sylvia Fully R) dan pacar Noni yaitu Eko (Fauzan Smith) akhirnya bertemu dengan sepupu Eko Keenan (Adipati Dolken). Berempat mereka akhirnya membentuk geng yang mereka namai 'Pura-pura Ninja'.

Kugy yang yang ingin menjadi penulis dongeng, kuliah di Fakultas Sastra. Sedangkan Keenan yang sebenarnya punya bakat melukis malah masuk Fakultas Ekonomi karena paksaan sang Ayah.

Seiring waktu baik Kugy dan Keenan sama-sama memendam rasa suka, namun bagi Kugy hal itu tidaklah mungkin karena Ia telah memiliki Ojos, panggilan sayang untuk Joshua. Sedangkan Keenan yang masih sendiri hanya berharap Kugy mengetahui perasaannya. 

Kisah Keenan dan Kugy makin rumit saat harusnya Kugy menyatakan perasaan lewat tulisan yang dibuatnya di ganggu oleh kehadiran Wanda (Kimberly Ryder) di hari ulang tahun Keenan. Noni yang tidak mengetahui isi hati Kugy sebenarnya, ternyata membawa Wanda ke dalam kehidupan Keenan. Dari sinilah pasang surut kisah Kugy dan Keenan berlayar. 

Membelah Perahu Kertas Menjadi Dua Bagian

Dengan alasan tidak ingin mengecewakan pembacanya, Perahu Kertas akhirnya diputuskan dipecah menjadi dua bagian. 444 halaman tulisan Dewi Lestari yang diterjemahkan oleh Hanung Bramantyo ternyata menjelma menjadi 5 jam durasi film. Setelah diedit pun masih sekitar 4 jam 30 menit. Hal inilah yang membuat rumah produksi memutuskan membagi Perahu Kertas menjadi dua film terpisah.

Bagian pertama tampil menghibur, walau diawal film nampak sedikit lambat, namun berkat cerita yang kuat dari Dewi Lestari, penonton dipastikan akan terbawa oleh arus kisah yang kompleks. Kehadiran sang sutradara sebagai cameo juga menjadi unsur kejutan lain di film ini. Jika melihat kebelakang, formula ini memang selalu digunakan oleh Hanung di setiap film garapannya.

Akhir cerita bagian pertama pun bisa jadi sebuah puncak kepuasan para penonton. Hanung mengemas adegan ijab kabul yang berbeda dan tidak pernah di duga sebelumnya. Yang pasti Anda akan tertawa lepas melihat racikan Hanung di scene tersebut.

Bagi Anda yang sudah membaca novelnya dan sudah setia dengan semua karakter yang terdapat dalam versi novelnya, termasuk kata 'Agen Neptunus' disarankan untuk tidak membawa hal tersebut ke dalam film. Biarkan imajinasi Anda menikmati layar lebar ini. Dewi Lestari pun sempat berkomentar tentang hasil tulisannya yang kini sudah bisa dinikmati dalam bentuk film.

Menurut penulis yang akrab di sapa Dee itu, Perahu Kertas kini telah menjadi sebuah karya film, dan harus dinilai sebagai sebuah film dan bukan lagi novel. Patut ditunggu bagian kedua Perahu Kertas yang direncanakan akan dirilis dalam dua atau tiga bulan kedepan. Bagaimana kelanjutan kisah Kugy dan Keenan? 

Dimeriahkan sederet nama tenar seperti Tio Pakusadewo, Reza Rahadian, Ira Wibowo, August Melasz dan Titi Dj, Perahu Kertas siap berlayar di layar bioskop mulai 16 Agustus 2012.

21Cineplex.com




Read More..

17 Juli 2012

'RUMAH DI SERIBU OMBAK', Pesona Toleransi di Balik Kisah Persahabatan



Pemain: Risjad Aden/Andre Julian, Dedey Rusma/Riman Jayadi, Lukman Sardi


Samihi (Risjad Aden/Andre Julian) adalah seorang anak yang takut dengan air akibat mendapat larangan dari almarhum ibunya yang tak ingin dia meninggal tenggelam seperti mendiang kakaknya. Pada suatu ketika, Samihi dipertemukan dengan I wayan Manik/Yanik (Dedey Rusma/Riman Jayadi) di pinggir pantai Lovina saat gerombolan anak nakal ingin merebut sepeda Samihi. Sejak saat itulah jalinan persahabatan antara keduanya mulai mengalir dan memiliki cerita tentang bagaimana perbedaan dapat berujung tolong menolong serta saling mengasihi satu sama lain.



Bagi Samihi, Yanik bukanlah cuma sekedar teman tapi juga sebagai kakak. Yanik mengajarkan banyak hal sekaligus mendengarkan berbagai masalah yang sering dihadapi oleh Samihi. Salah satunya adalah membantu kualitas vokal Samihi untuk menjuarai lomba Qiro'atul Qur'an meskipun Yanik tak mengerti sama sekali tentang isi dan kandungan kitab suci Al-Quran. Hal itu tergolong wajar karena Yanik bergama Hindu sedangkan Samihi adalah seorang muslim.

Seiring berjalannya waktu, Samihi akhirnya juga menjadi tempat curahan hati Yanik, dimana dirinya sempat mengalami peristiwa kelam yang dilakukan oleh seorang pedofilia asal Belgia bernama Andrew. Pertengkaran hebat pun mulai terjadi ketika tanpa sengaja Samihi membocorkan kisah kelam Yanik ke beberapa orang di Singaraja.

Indahnya toleransi seakan menjadi kata kunci dari film garapan sutradara Erwin Arnada ini. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya bagian cerita yang menampilkan rasa toleransi Yanik sebagai umat Hindu dan Samihi yang seorang Muslim, bisa saling menghormati bahkan membantu satu sama lain. Kisah ini terasa semakin indah karena dibalut dengan pesona alam yang eksotis di kawasan pantai Lovina, Bali.

Meskipun film Rumah di Seribu Ombak mayoritas di bintangi oleh artis pendatang baru, namun kualitas akting mereka ternyata cukup mumpuni dan mampu mengimbangi peran yang dilakoni oleh aktor berpengalaman sekelas Lukman Sardi. Salah satu aktor cilik yang paling menonjol di film ini adalah Risjad Aden yang sukses berperan sebagai Samihi kecil sekaligus anak dari H. Aminullah (Lukman Sardi). Risjad mampu berakting sangat alami, spontan dan berkesan lugu, termasuk ketika beradegan menangis saat hari raya Idul Fitri serta berdoa di makan ibunya.

Film bertemakan anak tentu tidak lepas dengan unsur komedi kecil yang segar, dimana hal itu juga terdapat di film Rumah di Seribu Pulau melalaui karakter Samihi dan Yanik kecil. Penonton seakan terpancing untuk tertawa, ketika Yanik mulai memaksa Samihi agar lebih berani dengan air dan belajar berenang.

Salah satu hal yang menarik dari film Rumah di Seribu Ombak adalah keterlibatan drummer grup band 'Superman Is Dead' (S.I.D) Jerinx yang berperan sebagai tokoh warga di Singaraja, Bali, bernama Ngurah Panji. Selain berakting, Jerinx juga terlibat dalam mengisi soundtrack film Rumah di Seribu Ombak lewat hits single milik 'Superman Is Dead' berjudul 'Kuat Kita Bersinar'.

Secara keseluruhan, cerita dari film ini sangatlah inspiratif karena mengisahkan tentang menghadapi trauma masa kecil, keberhasilan dan persahabatan. Film bertemakan keluarga yang turut dibintangi oleh Andania Suri, Riman Jayadi, Andre Julian, Bianca Oleen dan Tania Grace ini, dijadwalkan rilis di bioskop saat liburan Lebaran pada bulan Agustus 2012.

21Cineplex

Read More..

12 Juli 2012

'18++: FOREVER LOVE', Pencarian Jati Diri dan Kedewasaan di Umur 18



Pemain: Adipati Dolken, Roy Marten, Kimberly Rider.


Di usia yang baru menginjak 18 tahun, Kara (Adipati Dolken) selalu mengisi kesehariannya dengan foya-foya sambil menggunakan segala fasilitas mewah milik sang Opa (Roy Marten). Namun di hari ulang tahunnya tersebut, sang Opa ternyata memberi kado spesial berupa pemberhentian semua subsidi keuangan dan fasilitas yang selama ini diberikan, demi membentuk kemandirian Kara.

Sontak kehidupan Kara yang terbiasa glamour di Bandung, mulai berubah drastis. Lantaran tidak memiliki uang sepeserpun, Kara akhirnya pulang ke Jakarta untuk bertemu dengan sang Opa karena sudah tidak bisa mengikuti pola hidup teman-temannya yang terdiri dari kalangan sosialita.

Dalam perjalan pulang, Kara sempat berkelahi dengan seorang copet di terminal bis, yang kemudian membawanya bertemu dengan seorang gadis cantik bernama Mila (Kimberly Rider). Pertemuan yang sederhana tersebut, ternyata memberi efek yang positif bagi Kara. Keduanya pun mulai saling jatuh cinta, meskipun kedepannya mereka dihadapkan dengan masalah pilihan hidup masing-masing.

Pada saat melihat awal kisah cerita film ini, mungkin penonton akan beranggapan kalau ceritanya terlalu sederhana dan menjual kisah drama romantisnya saja. Tapi ketika mulai memasuki tengah cerita, film ini mulai terasa diluar dugaan dan tidak sesederhana yang diperkirakan. Permasalahan di film ini ternyata bukan hanya sebatas pilihan cinta namun juga penentuan jati diri. 

Meskipun film ini bergenre drama romantis, namun pesan yang ingin disampaikan melalui karakter Kara dan Mila sangatlah kuat. Dua karakter itu berusaha memperlihatkan betapa pentingnya pilihan hidup yang berasal dari hati dan bukan hasil pengaruh orang lain ataupun tren zaman.

Hal itu terlihat, ketika karakter Kara mengalami culture shock setelah mulai menjalani kesehariannya di rumah keluarga Mila. Kara yang terbiasa hidup modern, mulai bisa mengenal etika berdoa sebelum makan, pamit saat bepergian, hidup mandiri dan mengenal arti cinta sesungguhnya yang bukan hasil belas kasihan.

Secara keseluruhan, film ini sangatlah menarik karena memiliki pesan kehidupan yang mendalam dan dipadu dengan kisah romantis yang apik. Namun jangan mengira kalau film ini nantinya akan penuh dengan durai airmata, sang sutradara Nayato Fio Nuata, ternyata juga menyisipkan unsur komedi segar lewat karakter preman yang selalu menggoda Mila.

Jika anda pernah menonton film 18+: True Love Bever Dies (2010), yang mengisahkan tentang pencarian identitas saat menapaki usia 18 tahun dan berakhir tragis, maka layar lebar 18++: Forever Love, lebih menceritakan pencarian jati diri serta kedewasaan melalui kisah romantika yang berliku. Walaupun 18++: Forever Love terbilang proyek sekuel, namun film tersebut dipastikan tidak memiliki hubungan cerita dengan layar lebar sebelumnya.

Film 18++: Forever Love yang juga dibintangi oleh Gege Elisa, Roy Marten, Keke Soeryo Renaldi, Maxime, Jordi Onsu, Rozi Mahally, Yessa Iona, Christopher Pesch dan Reska Tania, dijadwalkan rilis di bioskop pada tanggal 12 Juli 2012.


Read More..

28 Juni 2012

'JENDRAL KANCIL', Pahlawan Cerdik Penumpas Kejahatan



Pemain: Peppy, Jimmy The Upstairs, Malauw, Adam Xavier, Rasyid Karim, Mpok Atiek, Dandi Febrianto.


Jarangnya film yang mengangkat tema anak-anak menjadi alasan utama bagi sutradara Harry Dagoe Suharyadi membuat Jendral Kancil. Film yang juga dikemas secara musikal ini menjadi alternatif yang tepat bagi Anda dan keluarga untuk mengisi waktu liburan.

Jendral Kancil dibuka dengan adegan anak-anak dari SD Lentera Hati yang terpaksa melakukan perlawanan terhadap para trio preman (Peppy, Jimmy The Upstairs dan Malauw). Dibawah pimpinan Guntur (Adam Xavier) para siswa akhirnya bisa mengalahkan para preman yang sering memalak mereka. Dari sinilah gelar Jendral Kancil disematkan kepada Guntur.

Namun ibarat kancil yang cerdik tapi selalu sial, Guntur pun mendapati nasib yang sama. Alih-alih membantu teman-temannya, Guntur malah mendapat hukuman dari Ibu Guru Sinaga (Mpok Atiek) dan Pak Purwanto (Rasyid Karim). Tidak hanya itu, duet Rogus (Qaidi Rozan dan Kodir (Dandi Febrianto) pun turut menyumbang kesialan sang Jendral.

Drama film semakin seru saat Guntur mendapat saingan ketika seorang murid baru Ratu Pelangi (Ersya Aurelia) tiba-tiba merebut popularitas Guntur di sekolah. Akibatnya Badil (Audric Adrian P) yang menjadi sahabat Guntur pun tidak terima, dari sinilah kerusahan kecil melanda SD Lentera Hati.

Tapi, cobaan bagi Guntur dan kawan-kawan tidak hanya disitu, masalah sebenarnya datang saat gembong mafia mengincar SD Lentera Hati karena ada sesuatu yang berharga disana. Namun sang Jendral pun tidak tinggal diam, bersama teman-temannya Guntur mencoba menyelamatkan sekolah tercintanya itu.

Selain memberikan nilai-nilai yang inspiratif, Jendral Kancil tampil menghibur dengan kekhasan anak-anak. Kepolosan yang dipadu dengan kepintaran menjadikan film ini sangat tepat untuk disaksikan bersama keluarga.

Untuk menambah warna film, Harry Dagoe Suharyadi selaku sutradara memadukan kisah ini dengan unsur musikal. Selain itu nilai persahabatan dan kesetiakawanan menjadi sebuah pesan moral yang ingin disampaikan dari film ini. Saksikan aksi seru Jendral Kancil mulai 5 Juli 2012.

Free Blog Directory

Read More..

25 Juni 2012

'CINTA DI SAKU CELANA', Perjuangan Melawan Rasa Takut Demi Mendapatkan Cinta



Pemain: Donny Alamsyah, Joanna Alexandra, Lukman Sardi, Dion Wiyoko, Ramon Y Tungka, Gading Marten


Ahmad (Donny Alamsyah) adalah sosok yatim piatu yang ingin sekali mendapatkan cinta. Hal itu terasa wajar karena Ahmad sejak kecil di besarkan di panti asuhan dan belum pernah merasakan apa yang disebut cinta. Ketika dewasa, Ahmad mulai bisa mandiri dan bekerja sebagai pegawai kantor pos. Hingga suatu ketika, Ahmad selalu mengurus sekumpulan kartu pos misterius dari berbagai penjuru dunia yang dikirim oleh Bagas (Lukman Sardi) kepada Bening (Joanna Alexandra). Dari kiriman kartu pos tersebut akhirnya membawa rasa penasaran Ahmad untuk bertemu dengan Bening yang ternyata wanita idamannya itu sering satu gerbong di KRL setiap Ahmad berangkat ke tempat kerjanya.


Seiring berjalannya waktu, akhirnya Ahmad mulai jatuh cinta dengan Bening dan sering mendokumentasikannya melalui kamera video yang sering dibawanya. Entah mengapa Ahmad sulit sekali untuk sekedar berkenalan ataupun menyatakan cinta kepada Bening. Namun berkat dorongan sahabatnya yang bernama Gifar (Dion Wiyoko), Ahmad akhirnya memberanikan diri untuk menulis surat tentang perasaannya kepada Bening. Tapi saat kesempatan itu ada, surat yang ditaruhnya di dalam dompet justru di curi oleh seorang pencopet dan kembali meruntuhkan keberaniannya yang sebelumnya sempat tumbuh.

Tanpa kenal putus asa, peristiwa kecopetan itu ternyata memberikan Ahmad sebuah ide. Ahmad meminta bantuan seorang pencopet bernama Gubeng (Ramon Y Tungka), untuk mencuri cinta Bening untuknya. Rencana Ahmad ternyata tidak berjalan lancar karena Gubeng mulai bertobat dan masuk penjara. Gubeng sebenarnya sudah menjalankan tugas yang diberikan oleh Ahmad, namun cinta yang dicurinya tersebut tertingggal di saku celana yang sedang di laundry di tempat Roy (Gading Marten). Ketika menemui Roy, Ahmad pun masih dihadapkan dengan rintangan dimana dia ikut dijebloskan ke penjara karena dianggap sebagai salah satu sindikat pengedar narkoba.

Cinta di Saku Celana adalah film yang diadaptasi dari sebuah cerpen karya Fajar Nugros berjudul Cinta di Saku Belakang Celana, dimana layar lebar ini sangat menghibur karena banyak menampilkan unsur komedi baru yang menyegarkan. Pemeran utama di film ini yaitu Donny Alamsyah, juga terbilang baru di genre komedi romantis. Donny yang sering membintangi film laga, ternyata juga mampu bermain sangat apik di luar peran-peran yang biasa dilakoninya selama ini.

Sekilas, film ini mungkin hanya terlihat sebagai tontonan yang menawarkan canda. Namun jika diamati lebih dalam, film Cinta di Saku Celana sebenarnya menampilkan cukup banyak filosofi melalui bahasa verbal ataupun gambar. Fajar Nugros selaku sutradara, berhasil mengembangkan cerita sederhana tentang simbol cinta yang sering ada di dompet dan HP, serta perjuangan seseorang untuk melawan rasa takutnya sendiri.

Yang menarik di film Cinta di Saku Celana adalah, banyaknya penampilan khusus dari beberapa artis ternama seperti Lukman Sardi, Luna Maya, Masayu Anastasia, Endhita, Agus Kuncoro, dan Yati Surachman. Pesan yang coba disampaikan disini adalah pentingnya sebuah tindakan dan kejujuran, tanpa terlalu panjang berfikir serta selalu memendam perasaan.

Secara keseluruhan, kelucuan di film ini sangatlah segar dan tidak hanya ditimbulkan dari para pemain utamanya saja. Pemeran pendukung ternyata juga turut andil menimbulkan unsur komedi yang khas, salah satunya dari karakter Briptu Rahmat yang selalu bermasalah dengan nyamuk. Di bagian akhir film ini, hasilnya juga tidak akan sesuai dugaan para penonton dan tidak sesederhana happy ending.

Film Cinta di Saku Celana, dijadwalkan tayang di bioskop mulai tanggal 28 Juni 2012.

DI BIOSKOP 28 JUNI 2012
Produksi : Starvision
Sutradara : Fajar Nugros
Produser : Chand Parwez Servia
Penulis Skenario : Ben Sihombing
Diangkat dari cerita pendek 'Cinta Di Saku Belakang Celana' karya Fajar Nugros


Read More..

21 Juni 2012

'LEWAT DJAM MALAM', Warisan Utama Usmar Ismail untuk Indonesia


Pemain: Netty Herawati, Awaludin, RD. Ismail, AN Alcaff


Menonton Lewat Djam Malam seperti menyaksikan sebuah kejayaan sinema Indonesia yang memang dulu pernah ada. Walau berformat hitam putih, film yang awalnya sudah tidak layak tonton itu akhirnya bisa dinikmati kembali berkat kerja keras Sinematek Indonesia, Yayasan Konfiden dan Kineforum yang bekerja sama dengan National Museum of Singapore (NMS) serta World Cinema Foundation (WCF) sebuah yayasan yang didirikan oleh sutradara terkenal Martin Scorsese. 

Setelah selesai direstorasi oleh L'Immagine Ritrovata, di Bologna Italia, kini Lewat Djam Malam kembali bisa dinikmati oleh pecinta film di tanah air. Dengan latar kota Bandung, Lewat Djam Malam menceritakan tentang Iskandar (AN Alcaff) seorang mantan pejuang kemerdekaan yang mencoba kembali ke masyarakat dan berusaha menyesuaikan diri dengan keadaan sekitarnya.

Setelah bertemu dengan kekasihnya Norma (Netty Herawati), Iskandar yang saat itu sempat dikejar oleh tentara karena aturan jam malam akhirnya ditawari sebuah pekerjaan di kantor Gubernur oleh ayah Norma. Bukan nya bekerja, situasi yang asing  dan trauma masa perang akhirnya membuat Iskandar berkelahi dengan teman satu kantornya.

Putus asa, Iskandar akhirnya menemui rekan seperjuangannya Gafar (Awaludin) yang kini sudah sukses dengan bekerja menjadi seorang pengembang perumahan. Namun  sekali lagi, Iskandar tidak cocok. Ia akhirnya menemui Gunawan (RD. Ismail) yang merupakan mantan komandannya saat era perjuangan. Disini pun ia semakin benci dengan dunia baru yang ditemuinya itu. Pasalnya Iskandar mendapat sebuah pekerjaan menjadi centeng atau orang suruhan untuk menakut-nakuti lawan bisnis Gunawan.

Belakangan Iskandar mengetahui kebusukan Gunawan dari Gafar. Sebuah pekerjaan masa lalu yang selalu diingat oleh Iskandar menjadi sebuah dosa besar baginya, tapi menjadi sebuah kenikmatan bagi Gunawan.

Ditengah keputusasaan, barulah Iskandar sadar bahwa hanya Norma yang peduli dengan nya dan mengerti akan dirinya.

Kejayaan Sinema dan Kejeniusan Usmar Ismail

Lewat Djam Malam yang diproduksi Perfini dan Persari adalah sebuah film yang awalnya dibuat untuk mengikuiti  ajang Festival Film Asia pada tahun 1955. Namun urung diikutsertakan karena larangan pemerintah pada saat itu. Djamaludin Malik yang menjadi produser bersama Usmar Ismail ingin menunjukkan bahwa Indonesia yang kala itu baru merdeka sepuluh tahun sudah bisa membuat film berkualitas. Lewat Djam Malam akhirnya berjaya di Festival Film Indonesia (FFI) tahun 1955 dengan membawa pulang lima penghargaan termasuk Film Terbaik.

Film karya Usmar Ismail ini adalah sebuah flm yang tidak hanya memiliki nilai historis yang luar biasa. Kualitas naratif film ini juga menjadi sebuah bukti bahwa Usmar Ismail dengan jenius menangkap fenomena sejarah kala itu. Sebuah cerita penting tentang masyarakat Indonesia yang bertransformasi menjadi bangsa yang merdeka. Tidak salah jika akhirnya Usmar di juluki sebagai bapak perfilman Indonesia.

Tidak hanya pengalaman nostalgia saat melihat tampak depan Gedung Sate Bandung. Film dengan durasi 112 menit ini juga membuktikan bahwa penggiat seni kita sangatlah berbakat. Mulai lagu Rasa Sayange yang sempat diklaim Malaysia sampai lagu Potong Bebek Angsa akan menjadi warna lain yang memperindah jalan cerita film.

Bahkan diawal film seorang Martin Scorsese memberikan sebuah testimoni tentang Lewat Djam Malam. Sutradara peraih piala Oscar ini dengan tegas menyatakan "Lewat Djam Malam adalah melodrama yang dibuat dengan gairah. Film yang menakjubkan karya Usmar Ismail'. Tidak salah jika Panitia Cannes Film Festival 2012 akhirnya memberi tempat bagi Lewat Djam Malam untuk diputar dalam acara Cannes Classic.

Walaupun film ini bersetting tahun 1954, namun tema yang diusung pun sangatlah kekinian. Bagaimana perlakuan tidak adil dialami oleh seorang Iskandar yang jujur, namun tidak beruntung di masyarakat. Sebuah kritik bagi para pemimpin bangsa yang harusnya bisa membagi buah manis kemerdekaan kepada seluruh rakyatnya.

Lewat film ini juga Usmar sudah menangkap masalah bangsa ini kedepan. Seperti memiliki mesin waktu, sang sutradara memberikan sebuah gambaran implisit tentang praktek korupsi yang sepertinya akan marak dalam perjalanan bangsa ini. Lewat film ini Usmar juga mempertegas bahwa sebuah karya film adalah sebuah ekspresi pribadi, bukan sebuah titipan seorang produser ataupun pemilik modal.

Lewat Djam Malam yang akan diputar mulai hari ini 21 Juni 2012, siap membawa anda menengok kembali sejarah bangsa ini dan akan membawa Anda untuk melihat betapa kayanya seni dan budaya yang kita miliki.



Read More..

15 Juni 2012

'SOEGIJA', Kisah Kolosal Tentang Arti Kepemimpinan Sejati



Pemain: Butet Kertaradjasa, Nirwan Dewanto, Annisa Hertami, Andrea Reva, Olga Lydia, Wouter Zweers, Suzuki, Abe, Wouter Braaf, Andreano Fidelis


Di masa perang kemerdekaaan bangsa Indonesia (1940-1949), seorang Romo Soegija (Nirwan Dewanto) diangkat menjadi uskup pribumi dalam Gereja Katolik Indonesia. Sejak pengangkatan itu, Soegija mulai berusaha memandu religiusitas dalam perspektif nasionalisme yang humanis. Dengan melakukan 'Silent Diplomacy', Soegija mulai menggerakkan perundingan damai yang melibatkan Belanda, Jepang, dan Indonesia di tengah perang lima hari di Semarang.

Selain misi kemanusiaan Soegija, di dalam perang tersebut terdapat kisah terpecahnya keluarga besar manusia. Ketika Jepang datang ke Indonesia di tahun 1942, Mariyem ( Annisa Hertami) terpisah dari kakaknya yang bernama Maryono (Abe). Seorang gadis cilik bernama Ling Ling (Andrea Reva) terpisah dari ibunya (Olga Lydia) karena diculik oleh tentara Jepang.

Keterpisahan itu ternyata tidak hanya dialami oleh orang-orang yang terjajah, tetapi juga oleh para penjajah. Nobuzuki (Suzuki), seorang tentara Jepang dan penganut Budhist, tidak pernah tega terhadap anak-anak, karena ia juga punya anak di Jepang. Robert ( Wouter Zweers), seorang tentara Belanda yang selalu merasa jadi mesin perang yang hebat, akhirnya tersentuh hatinya oleh bayi tak berdosa yang ia temukan di medan perang. Ia pun rindu pulang untuk bertemu Ibunya.

Di tengah perang tersebut, seorang fotografer asal Belanda bernama Hendrick (Wouter Braaf) menemukan cintanya yang tidak mampu ia miliki karena penjajahan yang dilakukan oleh bangsanya. Disinilah sosok Soegija berusaha menyatukan kembali semua kisah-kisah cinta keluarga besar kemanusiaan yang sudah terkoyak oleh kekerasan perang dan kematian.

Meskipun kisah dari film ini sebagian diadaptasi dari buku harian Mgr.Soegijapranata, namun sang sutradara Garin Nugroho tidak semerta-merta membuatnya seperti layar lebar biopic Soegija. Film ini lebih menawarkan nilai-nilai kemanusiaan ketimbang sosok Uskup Soegija dan pemeluk agama Katolik.

Dengan nuansa perjuangan di tahun 1940-1949, film Soegija berhasil menyampaikan pesan-pesan yang patriotis dan semangat kebersamaan demi kesejahteraan bangsa Indonesia. Salah satu kutipan yang disampaikan oleh Soegija tentang pentingnya toleransi sesama manusia antara lain, 'Kemanusiaan itu satu. Kendati berbeda bangsa, asal usul dan ragamnya, berlainan bahasa dan adat istiadatnya, kemajuan dan cara hidupnya, semua merupakan satu keluarga besar,' dan 'Apa artinya terlahir sebagai bangsa yang merdeka, jika gagal untuk mendidik diri sendiri.'

Di film ini Garin Nugroho membuktikan ucapannya tentang membuat karya yang dikemas dengan keindahan 'Hollywood dan Eropa' namun tetap mempertahankan unsur 'drama Asia'. Penonton akan disajikan visual yang mumpuni, mulai dari nuansa peperangan kala itu hingga keindahan lokasi yang digunakan. Selain itu, unsur drama tetap ditonjolkan melalui adegan penyiksaan, penculikan, dan pembunuhan. Tidak lupa juga, sisipan komedi yang dapat memicu tawa dari karakter Koster Toegimin (Butet Kertaradjasa) dan remaja buta huruf bernama Benteng (Andreano Fidelis) yang selalu memiliki semangat berjuang demi merebut kemerdekaan.

Secara keseluruhan, film Soegija merupakan layar lebar karya Garin Nugroho yang sangat naratif sehingga mudah dipahami alur ceritanya. Yang pasti, film yang menelan biaya hingga 12 miliar rupiah ini bukanlah tentang profil Soegija ataupun agama katolik. Film Soegija total mengangkat tema kemanusiaan dan menelaah tentang arti sebuah kepemimpinan seutuhnya yang pada saat ini hal tersebut seakan sirna ditelan zaman. Penasaran dengan film naratif Garin lewat layar lebar Soegija? saksikan penayangannya di bioskop mulai 7 Juni 2012.




Read More..

'AMBILKAN BULAN', Kisah Gadis Kota yang Merindukan Desa



Pemain: Lana Nitibaskara, Astri Nurdin, Agus Kuncoro, Landung Simatupang, Lana Nitibaskara


Seorang gadis cilik berusia 10 tahun bernama Amelia (Lana Nitibaskara), merasa kesepian karena sang ibu terlalu sibuk bekerja sebagai manajer HRD di sebuah perusahaan swasta di Jakarta. Sebagai ibu, Ratna (Astri Nurdin) nyaris tidak memiliki waktu untuk putri semata wayangnya tersebut. 


Setelah kematian suaminya (Agus Kuncoro), Ratna praktis menjadi orang tua tunggal yang harus menafkahi keluarga. Seluruh waktunya dihabiskan untuk bekerja, sedangkan Amelia yang merasa tidak diperhatikan akhirnya mencari teman sekaligus menyibukkan diri sendiri lewat situs jejaring sosial Facebook. Situs tersebut akhirnya mempertemukan Amelia dengan sepupunya yang bernama Ambar. 

Ketika liburan tiba, Amelia memutuskan untuk mengunjungi Ambar di desanya. Di sana, untuk pertama kalinya Amelia berjumpa dengan keluarga besar ayahnya dan bisa merasakan hidup di desa yang sangat berbeda dengan Jakarta. Setiap hari, Amelia dan Ambar bermain dengan teman-temannya yaitu Pandu, Kuncung, dan Hendra. Amelia antusias untuk menjelajah seluruh desa hingga pada suatu hari mereka masuk terlalu jauh ke dalam hutan di tepi desa dan tersesat. Hutan itu terkenal angker karena di dalamnya tinggal Mbah Gondrong (Landung Simatupang) yang konon berteman dengan jin dan suka memangsa anak-anak.

Film Ambilkan Bulan adalah sebuah film fantasi musikal (genre layar lebar yang mengkolaborasikan antara unsur fantasi, musik, gerak, dan tari yang menggambarkan suatu cerita serta dikemas dengan tata koreografi berikut musik yang menarik) dengan tema petualangan anak-anak yang menghibur. Dalam film ini, setiap imajinasi fantasi yang dibayangkan oleh karakter utama bernama Amelia (Lana Nitibaskara) akan diwujudkan dalam bahasa gambar animasi. Selain itu, di film tersebut juga menampilkan 10 lagu anak-anak ciptaan A.T Mahmud di antaranya, 'Mendaki Gunung', 'Libur Tlah Tiba', 'Anak Gembala', dan 'Ambilkan Bulan' sebagai bentuk mempopulerkan kembali tren lagu anak pada saat ini yang seakan sudah jarang sekali ditemui. 

Selain menampilkan cukup banyak unsur musikal dan koreografi yang menghibur, film Ambilkan Bulan ternyata juga menyisipkan sebagian komedi yang sering dilontarkan melalui dialog dan tingkah laku lucu dari karakter Kuncung. Dapat dipastikan, film yang berdurasi 91 menit ini tidak akan berkesan membosankan sekaligus bisa dinikmati oleh seluruh anggota keluarga.

Dari skenario yang di tulis oleh Jujur Prananto ini, film Ambilkan Bulan memiliki pesan dimana seorang anak dan orang tua harus memiliki hubungan yang harmonis meskipun dihadapkan oleh berbagai masalah. Secara keseluruhan, film produksi Mizan Productions dan Falcon Pictures ini diyakini bisa dinikmati oleh anak-anak hingga orang dewasa. Anak-anak bisa mengambil pesan positif dan cerita yang bagus dari filmnya, sedangkan orang dewasa dapat 'bereuni' dengan lagu-lagu lawas karya A.T Mahmud. Ambilkan Bulan dijadwalkan tayang di bioskop pada tanggal 28 Juni 2012, bertepatan dengan liburan sekolah.


Read More..

14 Juni 2012

'BANGKIT DARI KUBUR'



Marlon, Ranggo dan Aril Mukadepan adalah mahasiswa kedokteran yang konyol dan sableng. Mereka kuliah sambil magang kerja di sebuah rumah sakit. Mereka acapkali keluar masuk kamar mayat, untuk mengurusi mayat sebagai bagian dari tanggung jawab pekerjaan


Suatu malam, sepulang dari rumah sakit tempat mereka magang, mobil yang dikendarai Marlon menabrak dua penumpang motor yang muncul dari arah berlawanan, yaitu Rina dan Dudi. Panik, mereka bertiga pun nekad melarikan diri. Mereka takut dipukuli massa yang berdatangan ke lokasi kejadian 

Marlon, Ranggo, dan Aril dihantui perasaan bersalah, menyesal, dan gelisah. Mereka sepakat untuk merahasiakan kejadian tak diharapkan itu. Mereka mencoba bersikap biasa, seolah tak pernah ada kejadian apa-apa.

Ranggo menceritakan perbuatannya bersama Marlon dan Aril malam itu pada Trisa, pacarnya. Trisa terkejut, dan sangat menyesalkan. Bukan hanya Trisa, tapi teman-temannya satu kost juga, yaitu Intan, Meta dan Popy.

Puncaknya adalah ketika malam itu, arwah Rina dan Dudi bangkit dari kuburnya dan bergentayangan di alam fana. Tujuan mereka adalah balas dendam pada Marlon, Ranggo dan Aril. Dan kejadian-kejadian mengerikan pun dilalui Marlon, Ranggo dan Aril. Bukan hanya mereka, Trisa, Intan, Popy dan Meta juga kena getahnya.

Ranggo, Marlon, dan Aril pun menemui dukun nyentrik, Mbah Ulun. Dari hasil terawang Mbah Ulun, Ranggo disuruh mencari sepasang cincin kawin milik Rina dan Dudi yang harusnya dikenakan pada pernikahan mereka. 

Berhasilkah Ranggo cs menemukan cincin tersebut? Saksikan 21 Juni 2012

Produser : Hm. Firman Bintang
Produksi : MITRA PICTURES & BIC PRODUCTION
Sutradara : Koya Pagayo



Read More..

'DI TIMUR MATAHARI', Kisah Anak Papua yang Rindu Pendidikan dan Perdamaian



Pemain: Ringgo Agus Rachman, Lukman Sardi, Simson Sikoway, Lucky Martin, Ririn Ekawati, Abetnego Yigibalom, Frisca Waromi, Razz Manobi, dan Agnes Maria Resuburn


Minimnya fasilitas pendidikan di pulau paling timur Indonesia yaitu Papua, membuat anak-anak disana seperti Mazmur (Simson Sikoway), Thomas (Abetnego Yigibalom), Suryani (Frisca Waromi), Yokim (Razz Manobi), dan Agnes (Maria Resuburn) merasa kurang mendapat perhatian untuk memperoleh pendidikan. Sudah 6 bulan mereka menanti seorang guru pengganti datang ke sekolahnya, namun sosok yang mereka harapkan tersebut tak juga kunjung tiba.

Karena lelah menanti akhirnya kelima anak ini mencari pelajaran dari alam dan lingkungan sekitar. Lewat pendeta Samuel (Lukman Sardi), ibu dokter Fatimah (Ririn Ekawati), Ucok (Ringgo Agus Rachman) dan Jollex (Lucky Martin) mereka akhirnya cukup mendapat pembelajaran hidup. Namun sebuah kejadian mengubah semua itu, ayah Mazmur yang bernama Blasius terbunuh oleh Joseph, ayah dari Agnes dan paman dari Yokim serta Suryani. Pertikaian antar kampung pun akhirnya tak bisa dihindari meskipun berawal dari persoalan sepele. Kabar kematian ayah Mazmur sampai kepada Michael, adik dari Blasius yang sejak kecil diambil oleh mama Jawa yang tinggal dan belajar di Jakarta.

Sontak Michael pun merasa terpukul mendengar kabar tersebut dan langsung memutuskan untuk pulang ke Papua bersama istrinya yang bernama Vina (Laura Basuki), sekaligus mencoba menyelesaikan permasalahan yang terjadi disana. Ternyata meredamkan masalah yang terjadi disana tidak segampang yang diperkirakan Michael, karena adik bungsunya yang bernama Alex, selalu saja menentang semua pemikirannya yang dianggap sudah terlalu modern. 

Orang dewasa bisa saja bertikai, namun tidak bagi Mazmur, Thomas dan ketiga sahabatnya. Walaupun kampung mereka bermusuhan, tapi mereka tetap berkawan dan berusaha mendamaikan kedua kampung ini.

Di Timur Matahari memang sengaja di konsep oleh rumah produksi Alinea Pictures sebagai film keluarga untuk mengisi masa liburan sekolah saat ini. Dengan mengambil lokasi syuting di Papua, tentunya film tersebut dimanjakan dengan gambar-gambar pemandangan indah khas negeri Cendrawasih tersebut. Selain itu, film ini juga menampilkan beberapa potret kehidupan di Papua diantaranya tentang hukum adat, proses mencari kerja, harga sembako yang mahal, dan perilaku pelajar yang tetap bersahaja meskipun jarang mendapat bimbingan seorang guru.

Meskipun film Di Timur Matahari di konsep sebagai tontonan keluarga, namun akan lebih baik jika anak-anak yang menonton layar lebar tersebut, tetap mendapat bimbingan orang tua agar bisa menjelaskan lebih jauh mengenai budaya serta pola kehidupan yang terjadi di Papua. Hal ini diperlukan agar anak tidak salah paham mengenai harga sembako yang sangat mahal di Papua, pakaian adat, hukum adat, dan minimnya fasilitas pendidikan disana.

Meskipun film ini bergenre drama, bukan berarti Di Timur Matahari akan penuh dengan kisah yang berdurai air mata. Dengan melihat tingkah laku Mazmur serta kawan-kawannya yang lugu, secara tidak langsung bisa membuat para penonton tertawa terbahak-bahak meskipun secara tekhnis unsur tersebut tidak sengaja dibuat kedalam naskah. Ditambah lagi karakter Ucok dan Jollex yang selalu saja ribut menghadapi para pencari kerja.

Seakan sudah menjadi ciri khas Ari Sihasale dan Nia Sihasale Zulkarnaen, selaku sutradara serta produser Alinea Pictures untuk menggabungkan artis baru dengan bintang film yang telah berpengalaman dalam setiap layar lebarnya. Dapat dipastikan kualitas para artis baru yaitu Simson Sikoway, Abetnego Yigibalom, Frisca Waromi, Razz Manobi, dan Maria Resuburn, tidak kalah dengan para bintang film berpengalaman seperti Lukman Sardi, Laura Basuki, Agus Ringgo, Ririn Ekawati, serta Michael Jakarimilena. Kesemuanya memiliki porsi akting yang pas sehingga berhasil menghidupkan karakter yang mereka mainkan. 

Secara keseluruhan, film Di Timur Matahari sangatlah inspiratif karena banyak menampilkan pesan-pesan positif tentang pentingnya arti perdamaian dan pendidikan, terutama bagi para generasi penerus bangsa. Selain itu, Di Timur Matahari seakan kembali menyadarkan kita kalau Indonesia masih memiliki Papua yang punya kekayaan alam berlimpah dan tentunya pemandangan yang sangat indah.

Film Di Timur Matahari dijadwalkan resmi tayang di bioskop pada tanggal 14 Juni 2012.



Read More..

13 Juni 2011

SURAT KECIL UNTUK TUHAN

Pemain: Alex Komang, Dinda Hauw, Esa Sigit, Ranty Purnamasari, Dwi Andika, Egi John, Foreisythe

Diangkat dari kisah nyata dan novel berjudul sama, film ini menceritakan tentang Gita Sesa Wanda Cantika atau Keke (Dinda Hauw), seorang gadis remaja berusia 13 tahun yang cukup beruntung, karena lahir dari keluarga yang sangat berada, memiliki dua orang kakak laki-laki dan orang tua yang sangat menyayanginya. Selain itu Keke juga di kelilingi 6 sahabat karib yang selalu setia menemaninya dan hidupnya pun semakin lengkap dengan kehadiran seorang kekasih yang juga begitu menyayanginya yaitu Andy (Esa Sigit)


Semuanya tampak begitu sempurna. Sampai kemudian kanker menghinggapinya. Keke adalah pengidap Rhabdomyosarcoma (Kanker Jaringan Lunak) pertama di Indonesia. Gadis cantik itu pun berubah menjadi"monster" hingga terpaksa harus menjalani serangkaian kemotrapi dan radiasi hampir setahun lamanya, akibatnya, semua,rambut Keke sedikit demi sedikit mulai rontok, kulitnya mengering, dan sering mual-mual. Ketekunan Keke dan keluarganya membuahkan hasil. Keke dinyatakan sembuh dan bisa kembali menjalani aktifitas seperti sedia kala.

Tak dinyana, setahun kemudian, kanker itu kembali, lebih parah dan mematikan. Sadar tak mungkin bertahan, tidak lantas membuatnya meyerah dan kalah. Semangatnya untuk tetap menjadi yang terbaik tak sedikitpun melemah. Seperti bintang Sirius yang tetap bersinar terang walau langit tertutup awan.

Judul Film: Surat Kecil Untuk Tuhan
Tagline:
Produksi: Skylar Pictures
Genre: Drama, Family
Tanggal rilis: 07 Jul 2011

Produser: Sarjono Sutrisno
Sutradara: Harris Nizam

www.boleh.com





Read More..

SERDADU KUMBANG, 'Menggugat Sistem Pendidikan'

Ririn Ekawati, Titi Sjuman, Putu Wijaya, Asrul Dahlan, Lukman Sardi, Surya Saputra, Yudi Miftahudin, Melly Zamri.

Hiruk-pikuk sekolah dalam mempersiapkan kelulusan siswanya terasa di seluruh pelosok Indonesia. Tak terkecuali di SD-SMP 08 Mantar. Karena tahun sebelumnya banyak siswa tidak lulus, maka para guru menerapkan kedisiplinan ketat untuk meningkatkan kemampuan siswa. Namun, tak selamanya kebaikan menurut orang dewasa berampak baik pula pada anak-anak.


Penegakan kedisiplinan yang kaku menimbulkan dampak bagi murid-murid yang masih dalam usia pertumbuhan. Paling tidak bagi trio Amek (Yudi Miftahudin), Acan dan Umbe. Amek memang tak lulus ujian. Padahal sebetulnya ia anak yang baik hanya sifatnya introvert, keras hati dan cenderung jahil, sehingga sering dihukum oleh guru-gurunya di sekolah. Beda dengan Minun, kakaknya yang selalu juara kelas di SMP, bahkan menjuarai lomba matematika se-kabupaten. Minun menjadi ikon sekolah, kebanggaan keluarga dan masyarakat.

Minun dan Amek tinggal bersama ibu mereka, Siti (
Titi Sjuman), di Desa Mantar yang terletak di puncak bukit jauh dari kota. Ayah mereka, Zakaria (Asrul Dahlan) sudah tiga tahun bekerja sebagai TKI di Malaysia. Bukan saja tak pernah pulang, juga tak pernah mengirimkan uang belanja. Jadi bisa dibayangkan betapa berat Siti mesti mencari nafkah untuk keluarganya.

Di luar desa indah ini, tumbuh sebatang pohon di bibir tebing menghadap ke laut lepas. Inilah yang disebut pohon cita-cita. Memang unik karena setiap dahannya diikat dengan tali ke botol yang diisi secarik kertas bertuliskan cita-cita si penulis.

Minun sangat menyayangi Amek yang lahir dengan bibir sumbing hingga sering dijadikan bahan ejekan oleh teman-temannya. Padahal di balik cacatnya, Tuhan memberikan banyak kelebihan, salah satunya adalah kemahirannya berkuda. Sering orang bertanya, "apa cita-citamu kelak?" Amek tak pernah menjawab, bahkan pada gurunya sekalipun. Ia takut akan ditertawakan karena sadar betul pada kekurangannya.

Amek, Acan, Umbe, Minun dan anak-anak sekolah Mantar sangat dekat dengan Bu Imbok (
Ririn Ekawati). Guru favorit inilah yang paling mengerti keinginan murid-muridnya. Cita-citanya yang ditulis dalam botol menjadi teka-teki dalam film ini.

Seperti film Alenia sebelumnya, eksplorasi kekayaan alam Indonesia tampil cantik. Sayangnya, alur yang padat cerita membuat nilai haru sulit didapatkan. Meskipun banyak nama besar dipasang, namun film ini kurang sedikit menggigit. Pengambilan ide dari persoalan yang sedang hangat dibicarakan memudahkan penonton larut dalam cerita. (kpl/uji/nat)

Genre : Drama
Jadwal Tayang : 16 Juni 2011
Sutradara : Ari Sihasale
Produser : Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen
Produksi : Alenia Pictures
Durasi : -

Puput Puji Lestari/kapanlagi.com






Read More..
Hosted on Photoserver.ws
Web Statistics