Hosted on Photoserver.ws

Related Websites

RECENT POST

Protected by Copyscape Online Copyright Protection Software

23 Maret 2009

FEEL THE NOISE

Pemain: Omarion Grandberry, Kevin Rios, Giancarlo Esposito, Victor Rasuk, James McCaffrey

Setelah terlibat perseteruan dengan gang lokal, Rob (Omarion Grandberry) akhirnya dikirim pindah ke Puerto Rico oleh ibunya. Sebenarnya Rob tak ingin pindah karena ia merasa lebih nyaman tinggal di Bronx di mana ia bisa terus menggali potensinya sebagai seorang rapper namun karena tak punya pilihan, terpaksa Rob berangkat ke Puerto Rico.

Saat di Puerto Rico Rob harus menemui ayahnya yang selama ini belum pernah ia kenal. Sejak awal, Rob sudah tak betah dan berharap bisa pulang kembali ke Amerika Serikat. Namun semuanya segera berubah ketika Rob dikenalkan pada Reggaeton oleh Javi (Victor Rasuk), saudaranya.

Dalam sekejap, Rob yang memang memiliki bakat musikal bagus tergoda untuk menekuni jenis musik yang baru dikenalnya ini. Reggaeton adalah perpaduan antara hip-hop, reggae dan irama Latin yang populer di Puerto Rico. Bersama seorang penari bernama C.C (Zulay Henao), Rob dan Javi pun akhirnya bertekad untuk bisa menjadi bintang di Reggaeton. Tekad ini pula yang akhirnya membawa mereka tampil di Puerto Rican Day Parade di New York.

Karir Omarion Grandberry di bidang musik boleh saja sempat membawa penyanyi R&B ini ke beberapa nominasi termasuk American Music Awards dan Grammy Awards, namun soal akting, Omarion termasuk masih baru. Dan itu sudah cukup jadi masalah buat film hasil arahan sutradara Alejandro Chomski ini.

Tak ada momen yang benar-benar 'menggigit' dan membuat film ini jadi sesuatu yang akan dikenang selamanya. Ide untuk memperkenalkan musik Reggaeton ke pentas musik dunia pun agaknya terlalu mengada-ada dan dipaksakan. Ditambah lagi dengan kualitas akting para pendukungnya yang notabene tak terlalu meyakinkan membuat FEEL THE NOISE jadi tak lebih sekedar film yang membosankan.

Ini diperparah lagi dengan beberapa bagian dalam film ini yang terasa dipaksakan dan membuat kejadian yang seharusnya sebuah kebetulan itu jadi tak masuk akal. Kebetulan memang boleh saja terjadi, namun bila sudah sampai pada tahap yang tak realistis, mau tak mau akan mengganggu logika penonton juga.

Alur cerita yang disusun berdasarkan naskah karya Albert Leon pun terasa datar dan tak menyisakan ruang buat penonton untuk merasa penasaran dan ingin tetap duduk manis menanti jawaban dari pertanyaan mereka. Momen akhir yang seharusnya menjadi puncak dari sepanjang film pun gagal menjadi sebuah momen yang menyentuh. Mungkin dengan sedikit perbaikan pada naskah dan casting, bisa jadi film ini akan lebih bisa dinikmati meski tetap mengusung ide cerita yang sama. 

kapanlagi.com

0 komentar:

Posting Komentar

Hosted on Photoserver.ws
Web Statistics