Hosted on Photoserver.ws

Related Websites

RECENT POST

Protected by Copyscape Online Copyright Protection Software

26 Juni 2009

KING

Pemain : Rangga Raditya, Lucky Martin, Surya Saputra, Mamiek Prakoso, Aryo Wahab, Wulan Guritno, Argo Aa Jimmy.

Jika Anda membayangkan film KING adalah film biografi Liem Swie King, bersiap-siaplah untuk kecewa. Tapi kekecewaan itu justru memberi kejutan saat Anda menontonnya. Ari Sihasale pandai meramu kisah hidup legenda bulutangkis era 70-an itu menjadi film yang mampu membangkitkan semangat penontonnya untuk selalu berusaha maksimal mengejar impian.

Paham bahwa film biografi cenderung membuat penonton jemu, dihadirkanlah Guntur sebagai pemain utama. Anak SD yang dibesarkan sendirian oleh ayahnya (Mamiek Prakoso). Sebagai seorang komentator untuk pertandingan bulutangkis di depan rumahnya, ayah Guntur berharap anaknya dapat menjadi juara bulutangkis, seperti idola dia dan ayahnya, Liem Swie King.

Ayah Guntur hanya bekerja sebagai pengumpul bulu angsa, bahan untuk pembuatan shuttlecock. Dia sangat mencintai bulutangkis dan dia menularkan semangat dan kecintaannya itu pada Guntur, walaupun dia sendiri tidak bisa menjadi seorang juara bulutangkis. Karena itulah, Guntur diperlakukan dengan keras dalam hal latihan bulutangkis. Guntur, ditandingkan dengan pemain yang jauh lebih tua dan bepengalaman.

Tentu kekalahan yang dialaminya. Bukannya menghibur, Guntur justru dimarahi oleh ayahnya atas kekalahan tersebut. Mendengar cerita ayahnya tentang King sang idola, yang selalu dibanding-bandingkan dengan dirinya, Guntur bertekad untuk dapat menjadi juara dunia. Dengan segala keterbatasan dan kendala yang ada di hadapannya.

Sahabat setianya, Raden dan Michele pun selalu berusaha membantu Guntur. Dengan semangat yang tinggi tanpa mengenal lelah, dan pengorbanan berat yang harus dilakukan, Guntur tak henti-hentinya berjuang untuk mendapatkan beasiswa bulutangkis dan meraih cita-citanya menjadi juara dunia bulutangkis kebanggaan Indonesia.

Ketika seleksi pendaftaran seleksi beasiswa Djarum untuk bulutangkis dibuka, Guntur berlatih jauh lebih keras. Didampingi sahabatnya, Guntur fokus pada seleksi tersebut. Guntur berhasil lolos pada seleksi awal, untuk dilanjutkan ke seleksi akhir di Kudus. Masalahnya, jarak Banyuwangi ke Kudus tentu bukan perkara mudah untuk seorang anak pengumpul bulu angsa. Itupun dengan pertaruhan, belum tentu Guntur diterima.

Seolah ingin bertutur di mana ada kemauan pasti ada jalan, Ari Sihasale memberikan rangkaian perjalanan yang indah dalam mengantar Guntur ke Kudus. Bukan hanya kisahnya, visual landscape yang ditawarkan sangat menggoda. Mampukah Guntur mewujudkan impiannya dan ayahnya? Seberapa kuat dia bertahan dari persaingan saat di karantina? Bisakah dia bertemu Liem Swie King, sang idola?

kapanlagi.com


0 komentar:

Posting Komentar

Hosted on Photoserver.ws
Web Statistics