Hosted on Photoserver.ws

Related Websites

RECENT POST

Protected by Copyscape Online Copyright Protection Software

15 Februari 2009

GUNUNG ANAK KRAKATAU - LAMPUNG

Gunung Krakatau adalah salah satu gunung berapi aktif yang berada di tengah laut tepatnya di Selat Sunda. Gunung berapi yang terletak sekitar 8 mil laut dari Pulau Sebesi, salah satu pulau yang berpenghuni. Gunung Krakatau sangat menantang untuk didaki dan menarik untuk di amati dari dekat.

Rute untuk mencapai Krakatau sangat mudah, yakni lewat Canti, Kalianda, Lampung Selatan. Dari Jakarta Anda menuju arah Merak, lalu dengan menumpang kapal Ferry (Roro), Pulau Sumatera tepatnya Bakauheuni dapat ditempuh dalam 2,5 jam pelayaran. Dari sana dibutuhkan waktu 1 jam untuk mencapai Kalianda.

Canti merupakan pelabuhan nelayan yang terdekat dengan Krakatau yang dibangun secara swadaya oleh masyarakat. Kurang lebih 3,5 jam untuk mencapai pantai Legon Cabe, Rakata Besar. Legon ini dulunya bernama Legon Burung Hantu, karena banyak sekali burung hantu, namun seiring dengan beredarnya waktu burung itu sulit ditemukan karena sering diburu. Di sini, Anda dapat berkemah di cekungan lembah yang berada 50 meter dari pantai.

Dari Legon Cabe, perjalanan diteruskan ke Legon Cemara, pantai gunung Anak Krakatau yang memakan waktu setengah jam. Dalam perjalanan terlihat jelas keanggunan Anak Krakatau yang menjulang tinggi, sungguh dramatis, seakan kita berada di negeri antah berantah. Gunung Anak Krakatau memang menyiratkan misteri. Berbagai keanehan sejak dulu menyelimuti gunung yang berdiri kukuh di tengah laut Selat Sunda tersebut.

Menurut catatan sejarah yang hingga kini selalu dipromosikan jajaran pariwisata Lampung, Gunung Krakatau meletus sangat dahsyat, menggemparkan dunia. Semburan lahar dan abunya mencapai ketinggian 80 km. Sementara abunya mengelilingi bumi selama beberapa tahun. Dilihat dari Amerika Utara dan Eropa, saat itu cahaya matahari tampak berwarna biru dan bulan tampak oranye.

Ledakannya menimbulkan gelombang pasang setinggi 40 meter yang menyapu bersih pantai sepanjang Teluk Lampung dan pantai barat daerah Banten sekitarnya. Dikabarkan sedikitnya 36.000 orang waktu itu tewas. Mungkin tidak dilebih-lebihkan, tapi disebutkan suara letusan Gunung Krakatau tersebut bahkan sampai terdengar di Singapura dan Australia. Bahkan rangkaian gempa bumi menjalar sampai ke Australia Selatan, Sri Lanka, dan Filipina. Sebagaimana dinukilkan dalam Javanese Book of Kings, Gunung Krakatau Lama (Purba) tingginya kala itu mencapai 2.000 meter dengan radius 11 km. Tapi, ketika meletus ternyata ledakannya mengakibatkan tiga perempat tubuhnya hancur dan menyisakan gugusan tiga pulau kecil: Pulau Sertung, Pulau Panjang dan Pulau Krakatau Besar.

Flora yang dapat ditemui sekarang diantaranya adalah kelapa (Cocos nucifera), ketapang (Terminalia catappa) dan cemara (Casuariana equisetifolia) sedangkan faunanya sering terlihat keberadaan biawak (Varanus salvator), penyu hijau (Cholonia midas), ular phyton (Phyton sp), kalong (Pteropus vampirus), burung raja udang (Alcedo atthis), kadal dan kupu-kupu.


Mendaki Anak Krakatau hanya diperkenankan mencapai punggung gunungnya saja, yakni batas aman yang diijinkan. Itupun sebenarnya sudah rawan, yakni lokasi gunungan pasir hitam panas yang menjulang bak kerucut ditemani angin yang bertiup dengan kerasnya. Dari ketinggian lereng, jelas terlihat pulau Panjang alias Rakata Kecil, Sertung, Rakata Besar, Siberut dan Panaitan. Beberapa pulau karang atol dengan lautnya yang biru juga terlihat indah.



source : (?) pariwisata lampung
foto : abc.net

0 komentar:

Posting Komentar

Hosted on Photoserver.ws
Web Statistics